Lantas Apa Bedanya?
Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh kaum terpelajar, salah satunya adalah Mahasiswa. Seperti yang kita ketahui bahwa Mahasiswa adalah pelajar dengan kedudukan tertinggi. Dia menyandang nama Maha, yang artinya dia dituntut menjadi agent of change, orang yang akan membawa perubahan masa kini dan yang akan datang.
Mahasiswa mempunyai markas besar yang bernama Kampus. Tempat yang tentunya akan ditemukan berbagai macam model Mahasiswa. Disini bukan tempatnya membandingkan rupa dan sebagainya. Tapi, yang membedakan adalah perilaku yang tampak. Ada Mahasiswa yang berpengaruh di lingkungannya, misal pengurus organisasi intra maupun ekstra. Ada yang sering muncul di depan dengan kelihaian retorikanya. Ada Mahasiswa yang sangat pandai di bidang akademis. Bahkan ada Mahasiswa yang tidak diketahui keberadaanya. Entah kemana dan dari mana dia berasal.
Tapi, ada fenomena yang terjadi di kehidupan Mahasiswa-mahasiswa tersebut. Ada Mahasiswa yang berpengaruh di lingkungannya tidak melakukan hal yang membawa manfaat kepada Mahasiswa lain yang ada dibawahnya. Mereka seakan tak mengetahui apa peran mereka sebagai wakil dari yang lain. Seakan-akan hanya numpang sederet nama di deretan kasta tertinggi. Namun, mereka tak melakukan apa-apa. Lantas apa bedanya dengan Mahasiswa yang tidak diketahui keberadaannya?
Ada Mahasiswa populer yang sering terlihat di garda depan dengan kelihaian retorikanya, tapi setiap kalimat yang keluar dari mulutnya hanya omong kosong belaka. Kosong tak bermakna. Ajakan yang tidak pernah dilakukan. Kalimat tanpa arah dan tujuan yang jelas. Lantas apa bedanya dengan Mahasiswa yang tidak diketahui keberadaannya?
Ada pula Mahasiswa yang pandai di bidang akademis. Semua nilai hampir sempurna. Tapi apa gunanya jika dia tidak memanfaatkan ilmunya untuk mencerdaskan teman seperjuangannya? Apa gunanya dia menyimpan erat ilmu dan tidak membagikannya dengan Mahasiswa yang juga membutuhkannya? Lantas apa bedanya dengan Mahasiswa yang tidak diketahui keberadaannya?
Bagaimana dengan Mahasiswa yang tidak diketahui keberadaannya, namun sebenarnya dia telah melakukan banyak hal untuk temannya, keluarganya, dan masyarakat? Lantas apa bedanya? Kepopuleran bukanlah patokan untuk menilai seorang Mahasiswa, tapi manfaat apa yang bisa dia berikan kepada orang lain sebagai penerus bangsa yang akan membawa perubahan.
Tulisan ini tidak hanya sebuah kritikan, tapi ini adalah batas agar Mahasiswa tidak melenceng dari jalan yang benar. Ketika Mahasiswa belum bisa melakukan hal yang besar, maka lakukanlah hal yang sesuai dengan peran masing-masing Mahasiswa. Buatlah diri ini (Mahasiswa) menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama.
0 comments :
Post a Comment